Senin, 05 November 2012

Paraben bukan pak Raden


Hey hoo…
Update borongan ini judulnya. Mumpung ingat.
Gw pengen ngebahas ttg PARABEN. Lagi banyak bgt nih diomongin orang.  Jadi gatel pengen ikutan juga.
Paraben ini sering ada di lotion2 sama kosmetik sodara – sodara.
Apa itu paraben? Parben adalah segerombol (sekalian wae se geng) bahan kimia yang berfungsi sebagai pengawet. Biasanya buat pengawet lotion, conditioner, shampoo, deodorant, bahkan makanan dan minuman.
Paraben ini sendiri ada banyak macam. Cuma yang terkenal ato sering dipake ada tiga macam.
1. Metil dan Etil Paraben
Metil paraben digunakan untuk mengontrol pertumbuhan jamur pada obat-obatan, kosmetik, dan beberapa produk makanan.
Penelitian menunjukkan substansi ini tidak beracun. Pada tahun 1974 sebuah komite bersama dari FAO dan WHO merekomendasikan asupan harian yang dapat diterima sebesar 10 mg untuk setiap kilogram berat badan.
Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2008 oleh Meijo University di Jepang menunjukkan bahwa ketika terkena sinar ultraviolet, kulit yang diobati dengan produk yang mengandung metil paraben akan menjadi rusak.
Etil paraben mirip dengan metil paraben. Namun beberapa studi terbaru menyimpulkan etil paraben berpotensi mempertinggi risiko berbagai penyakit termasuk kanker, masalah reproduksi, alergi, dan masalah kesehatan lainnya.
2. Propil Paraben
Propil paraben diproduksi secara alami pada beberapa serangga dan tanaman. Namun propil paraben sistetislah yang digunakan sebagai pengawet dalam obat-obatan.
Propil paraben terutama digunakan dalam produk-produk berbasis air karena sifatnya yang mudah larut.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2002 oleh Tokyo Metropolitan Research Laboratory of Public Health, propil paraben terindikasi bisa mempengaruhi sistem reproduksi laki-laki.
3. Butil Paraben
Butil paraben digunakan untuk memerangi jamur dan bakteri dalam berbagai produk farmasi, kosmetik, makanan, dan produk lainnya.
Butil paraben terbukti tidak beracun bila digunakan pada konsentrasi 0,05 persen. Larutan yang lebih pekat dapat mengiritasi kulit.
Seperti yang udah kita ketahui, paraben sekarang jadi buah bibir karna ternyata dapat menyebabkan beberapa efek buruk buat kita. Terutama apabila dalam pemakaian jangka panjang. Karena paraben ato lebih specifiknya methylparaben tidak selalu dipecah dan dikeluarkan oleh tubuh. Beberapa efek negative yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan paraben ini adalah:
1.      Kanker payudara
Penggunaan Methylparaben secara berlebihan dan dalam jangka waktu lama dapat membahayakan tubuh. Zat pengawet yang tidak dipecah dan dikeluarkan tubuh dapat bertindak sebagai estrogen yang kemudian menumpuk di organ reproduksi. Pada perempuan, hal ini dapat memicu kanker payudara.

Berdasarkan hasil studi yang telah diterbitkan dalam Journal of Applied Toxicology pada tahun 2004, pada beberapa kasus kanker payudara ditemukan adanya sejumlah paraben pada jaringan kanker payudara yang di biopsi.
2.      Infertilitas (ketidaksuburan) pada pria
Paraben menyerupai hormon estrogen pada wanita dalam tubuh. Menurut studi Januari 2009 yang diterbitkan dalam Journal of Reproductive Toxicology, penggunaan paraben secara berlebihan dapat menyebabkan kemandulan dan kanker prostat pada pria.

Studi tersebut melaporkan bahwa sifat estrogenik ringan pada bahan pengawet ini dapat mengubah kesehatan sel-sel di testis, yang pada gilirannya menyebabkan jumlah sperma lebih rendah dan potensi reproduksi berkurang.
3.      Alergi
Pada sebagian orang yang sentisif terhadap Methylparaben dapat menyebabkan alergi. Orang yang alergi paraben bisa mengalami dermatitis dan iritasi kulit bila mengalami kontak dengan zat pengawet tersebut.

Meski hal ini tidak terjadi pada kebanyakan orang, beberapa individu yang rentan terhadap alergi kulit, eksim dan rosacea (kondisi kulit kronis yang ditandai dengan kemerahan) sebaiknya menghindari penggunaan produk dengan zat pengawet paraben.
4.      Gangguan pencernaan
Penggunaan Methylparaben dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran percernaan seperti asam lambung meningkat dan tukak lambung.
5.      Gangguan pernapasan
Selain gangguan pencernaan, penggunaan Methylparaben dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, seperti menyebabkan sakit tenggorokan, batuk dan kesulitan bernapas.
Namun, sayangnya di Indonesia sendiri berdasarkan hasil petualangan gw yg suka baca2 ingredients tiap product ampe kayaknya diliatin org (dan g gak peduli), masih bejibun bgt lho product yg ada parabennya. Terutama body lotion. Kalo kata gw 1: 20. Berarti hanya ada 1 merk lotion yg gak ada parabennya (baru di ingredientsnya lho) diantara 20 merk. Coba ingat2 ada berapa merk lotion yg beredar di Indonesia. Nyampe 50?.
Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa BPOM masih memperbolehkan product2 yg mengandung paraben ini beredar secara bebas dipasaran?? Maapkeun, belum nemu jawabannya.
But wait. Skrg udah ada kok beberapa produsen yang sadar dan mengganti paraben sebagai pengawetnya dengan zat lain yang mungkin gak semembahayakan paraben. Diantaranya :
1.         Sodium Hydroxymethylglycinate
Sodium hydroxymethylglycinate merupakan salah satu bahan paling umum yang digunakan sebagai pengganti paraben dalam produk kosmetik.
Substansi ini dibuat dari glisin atau asam amino yang sering digunakan sebagai suplemen diet dan antasida perut.
Bertindak sebagai pemberi perlindungan terhadap jamur dan bakteri, sodium hydroxymethylglycinate bekerja pada setiap tingkatan pH dalam kondisi asam.
Dalam berbagai tes, sodium hydroxymethylglycinate telah menunjukkan sifat non toksik, tidak mengiritasi, serta tidak menimbulkan kerusakan DNA.
Semua faktor tersebut membuat zat ini menjadi alternatif yang aman sebagai pengganti paraben untuk pengawet kosmetik.
2.         Pengawet Alami
Banyak perusahaan kosmetik sedang mendalami penggunaan pengawet alami seperti minyak esensial dan vitamin untuk menggantikan paraben.
Nggak cuma dikarenakan pengawet alami cukup efektif menangkal bakteri tetapi juga karena sejalan dengan tema ‘back to nature’ yang sekarang banyak dipromosikan oleh perusahaan2 kosmetik.
Beberapa vitamin dan minyak esensial, termasuk vitamin E, minyak pohon teh, dan ekstrak biji anggur, merupakan contoh beberapa bahan alami yang bisa digunakan untuk menangkal bakteri.
Salah satu kelemahan pengawet alami bila dibandingkan dengan paraben adalah bahwa pengawet alami harus digunakan dalam konsentrasi tinggi untuk menunjukkan efek yang maksimal padahal nih konon katanya dosis tinggi pengawet alami juga dapat mengakibatkan iritasi kulit. Jadi be careful, ada juga lho orang2 yang alergi sama bahan2 alami :)
3.         Asam Organik
Asam organik semakin populer digunakan sebagai pengganti paraben untuk mengawetkan produk kosmetik. Asam organik terdiri dari asam dan garam alami. Substansi ini merupakan agen penghambat pertumbuhan jamur yang kuat dan bisa diterapkan pada kosmetik cair seperti makeup dan produk perawatan rambut.

Sebuah studi menemukan bahwa ketika dipasangkan dengan bahan pengawet lainnya, asam-asam organik dapat secara efektif menjaga keawetan kosmetik dari bakteri.
So, kesimpulannya adalah, gak ada yang sempurna guys. (terlalu pasrah..) yg penting jangan malas cari info n baca2 ingredients product. Ato kalo perlu, catet aja tuh yg kira2 menurut kita jangan dipake, jadi tiap mau blenji product cocokin dulu,. Hahahhahaa

Kalo mau tau lebih banyak, baca aja noh di sumber yg udah gw cantumin. HTH. J

Sumber:


XOXO
_kiss kiss from the sky

1 komentar: